Minggu, 23 Juni 2013 : Hari Minggu Biasa XII
Luk. 9:18-24
DARI GUNUNG JANJI KE LEMBAH TANTANGAN
Para murid sampai pada pengakuan yang mendalam akan Yesus, pengakuan yang berdasar pengalaman pribadi dan pergaulan yang mesra dengan Yesus. Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.” Namun itu belum cukup, sebelum para murid mampu melihat tantangan yang paling sulit, maka Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Para murid dibawa ke lembah tantangan. Kemuliaan Yesus tak lepas dari penderitaan yang akan Ia tanggung. Demikian juga kemuliaan yang dijanjikan Allah atas hidup manusia tak lepas dari kenyataan bahwa setiap orang harus dan akan memanggul salibnya.
Baik kita ingat sejarah ini. Pada era delapanpuluhan Gereja Katolik Indonesia pernah dibatasi oleh pemerintahan Suharto. Gereja tak lagi boleh menerima misionaris baru dan tak boleh menerima dana besar untuk karya misi. Semula pengetatan ini membuat Gereja mengalami banyak kesulitan. Namun tanpa disadari, berkurangnya kesempatan ini justru membuat Gereja Indonesia mandiri dalam tenaga dan dana. Semoga kita kuat menghadapi tantangan hidup, Tuhan tak akan menyia-nyiakan setiap pengurbanan.
Kadang ada yang bertanya, “Mengapa pada salib orang-orang katolik memiliki corpus (gambaran tubuh Kristus), sementara Kristus telah bangkit mulia?” Itu tak lepas dari pengakuan bahwa Yesus telah dibangkitkan dengan mulia, tetapi tubuh Kristus yang tergantung di sana selalu mengingatkan pengurbanan total Kristus untuk kita.
Senin, 24 Juni 2013 : HR. KELAHIRAN S. YOHANES PEMBAPTIS
Luk. 1:57-66,80
SAAT KELAHIRAN
Tak banyak yang dirayakan kelahirannya dalam Gereja Katolik, kecuali Yesus, Maria, Yohanes, dan para romo di parokinya. Yohanes ditandai dengan aneka keajaiban semenjak kandungannya. Semua orang yang menantikan Yohanes merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.” Hidup kitapun menjadi ajaib ketika kita terus memaknainya sebagai sang pembawa Tuhan di dalam hidup.
Selasa, 25 Juni 2013 :
Mat. 7:6,12-14
TERIMA FIRMAN DENGAN RENDAH HATI
Firman yang diterima diwadahi kemunafikan akan menjadi sampah, sebaliknya yang diterima dengan rendah hati dan dilaksanakan akan menjadi laksana mutiara indah. Yesus kesal dengan orang-orang Farisi lalu berkata “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi. “
Rabu, 26 Juni 2013 :
Mat. 7:15-20
WASPADALAH SAJA
Kadang orang yang penuh intrik memang tidak dapat ditolak untuk hadir di dalam kehidupan. Tanpa terasa orang yang demikian datang mengajak kita ngrumpi, bahkan menebar gosip tentang sesamanya, bahkan mengumbar janji keselamatan segala. Hanya kewaspadaan agar kita tidak masuk jerat intriknya. “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba” Tenang saja, anda akan mampu menutup rekayasa percakapan dengan sebuah kebenaran.
Kamis, 27 Juni 2013 :
Mat 7:21-29
YOU ARE WHAT YOU DO
Kadang orang menjadi terkemuka karena kemampuannya berkata-kata. Meski begitu, tetap saja ia dituntut untuk menunjukkan perilakunya yang selaras dengan kata-katanya, you are what you do. Demikian juga keselamatan di dalam Kristus tidak diukur berdasar kemampuan kita menyebut Tuhan, tetapi berdasar perbuatan kita yang selaras dengan pengenalan kita akan Tuhan. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Jumat, 28 Juni 2013 : PW. St. Ireneus
Mat.8:1-4.
TINGGAL PERLU SATU, PASRAH
Datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Tanpa banyak kata, Yesus bertindak menyembuhkan orang kusta itu. Si kusta tak meragukan kemampuan Yesus, tinggal perlu kepasrahan untuk disembuhkan. Kadang kita begitu merasa mengenal dan dekat dengan Tuhan. Apakah hal itu juga membuat kita berpasrah pada-Nya?
Sabtu, 29 Juni 2013 : HR. ST. PETRUS dan ST.PAULUS
Mat. 16:13-19
DUA KARAKTER DUA PILAR
“Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Petrus begitu menunjukkan kedalaman iman yang melandasi setiap kerasulan, dan Paulus begitu getol merasul untuk untuk membuat setiap orang menunjukkan kesaksian imannya. Keduanya menjadi dua pilar kerasulan. Apa semangat Petrus dan Paulus yang merasuk dalam diri anda?