Archive for March, 2011

Renungan Harian Minggu Prapaskah III-A

Senin, 28 Maret 2011 :

2Raj. 5:1-15a; Luk. 4:24-30

Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu. Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

TUHAN TERBANG BEBAS

Ada yang beriman secara ironis, meyakini kebesaran Tuhan tetapi pada saat yang sama tidak mengakui kebebasan Tuhan untuk bekerja bagi siapapun. Yesus sedang menghadapi masyarakat seperti itu dan mengingatkan bahwa Tuhan adalah Tuhan bagi siapapun. Naaman orang Siria itupun diselamatkan karena kepatuhan pada Tuhan yang sama. Apakah cara beriman kita menyempitkan pandangan kita atau membiarkan Tuhan bekerja tanpa batas?Biarkan Tuhan terbang bebas untuk menawarkan keselamatan bagi siapapun.

 

Selasa, 29 Maret 2011 :

Dan. 3:25,34-43; Mat. 18:21-35

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.

MATA RANTAI PENGAMPUNAN

Menonton film silat kadang menghadapkan kita pada kisah matarantai dendam. Balas dendam seolah menjadi kewajiban anak cucu. Mengenal Yesus berarti memakai mata rantai yang lain, yakni mata rantai pengampunan. Hanya itulah jalan damai Kristus. Mata rantai apa yang anda kalungkan di leher rohani anda?

 

Rabu, 30 Maret 2011 :

Ul. 4:1,5-9; Mat. 5:17-19

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

TAFSIRAN PANAS

Yesus meyakinkan orang-orang bahwa Ia tidak akan mengubah apapun yang ada di dalam Kitan Taurat selain menafsirkannya secara baru dan kembali pada maksud semula kitab itu ditulis. Tafsiran yang mengusik status quo selalu panas. Masa prapaskah dimaksudkan untuk hidup baru berdasarkan penemuan baru. Adakah kita terbuka untuk terus mencari dan mencari di dalam mengimani Yesus?

 

Kamis, 31 Maret 2011 :

Yer. 7:23-28; Luk. 11:14-23

Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh.

SATU KEKUATAN

Kuasa Yesus atas setan bukan karena ia bersekutu dengan setan, tetapi karena ia fokus pada kekuatan ilahi Bapa surgawi. Ada orang yang kadang berhati mendua, memanfaatkan juga persaudaraan dengan kekuatan jahat. Yesus tidak merestui jalan setan dan ia mampu mengalahkannya. Adakah kita memiliki keyakinan akan satu kekuatan?

 

Jumat, 1 April 2011:

Hos 14:2-10, Mk 12:28-34

Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

MEMBUNGKAM

Beredar cerita Cina yang mengisahkan seorang suami yang membuat ribuan anak tangga di pegunungan hutan. Hal itu dilakukan karena kasih terhadap isterinya yang semula hubungannya ditentang keluarganya. Banyak orang merasa “speechless” atau tak bisa berkata apa-apa. Yesus tak bisa berkata banyak ketika menyaksikan orang yang begitu bijaksana menegaskan bahwa kasih melebihi segala sesutu.

 

Sabtu, 2 April 2011

Hos 6:1-6, Lk 18:9-14

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

KEBENARAN ORANG YANG RENDAH HATI

Apa yang membuat orang ini di benarkan? Karena ia miskin? Bukan. Karena orang ini menunjuk pada kebenaran yang sesungguhnya, bahwa manusia selalu memiliki sesuatu untuk dikoreksi. Orang tinggi hati cenderung merasa benar, mengingkari kenyataan bahwa hidupnya selalu bisa disempurnakan. Hanya Tuhan yang sempurna, tugas kita menyempurnakan diri. Mari merendahkan diri.

Renungan Harian Prapaskah II-A

Senin, 21 Maret 2011 :

Dan. 9:9:4b-10; Luk. 6:36-38

Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” “Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi:

suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

“NGUNDUH WOHING PAKARTI”

Itu adalah pepatah Jawa, yang artinya setiap orang akan memetik apapun yang dilakukannya terhadap orang lain. Dibalik kebijaksanaan lokal itu Yesus punya alasan jelas kenapa kita mesti bersikap murah hati, yakni karena Bapa Surgawi pertama-tama telah bermurah hati. Adakah kita menerima orang lain seperti menerima diri sendiri?

 

Selasa, 22 Maret 2011 :

Yes. 1:10,16-20; Mat. 23:1-12

Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya…… Mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.

KAMU SEMUA ADALAH SAUDARA

Posisi keagamaan bersifat fungsional, mewakili panggilan untuk melayani. Namun sedihnya, kadang karena disalah tafsirkan untuk melihat tinggi rendahnya martabat dan kesempatan seseorang. Bahkan ada yang mengukur derajatnya dari jabatan yang ia pegang. Itu akan nampak jelas kalau marah lalu menyebut-nyebut jabatannya, “Aku ini direkturmu, aku ini gurumu, aku ini pastormu, aku ketua lingkungannya…..dsb” Akibatnya kita tidak saling bersaudara. Terhadap orang yang demikian Yesus masih lunak berkata, “dengarkan kata-katanya”, tetapi dengan tegas ia berkata, “JANGAN ikuti perbuatan-perbuatan mereka.” Kalau jabatan keagamaan itu menciptakan batas yang kaku dalam hidup anda, coba ingat sekali lagi kata Yesus itu: Kamu semua adalah saudara.

 

Rabu, 23 Maret 2011 :

Yer. 18:18-20; Mat. 20:17-28

Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.”

TUHAN JUGA PUNYA RENCANA

Tuhan bukanlah mesin vendor yang otomatis mengeluarkan botol air atau soda yang telah dibayar lewat slot koin atau lembaran uang. Tak setiap kesanggupan kita menghadapi tantangan hidup lalu berbalas persis seperti kita mau. Tuhan memiliki rencana yang kadang tak mampu kita baca sebelumnya. Apalagi kehidupan kekal, bukanlah hasil prestasi kita, tetapi adalah rencana Bapa untuk membahagiakan kita. Masihkah kita mampu berbahagia dengan berserah?

 

Kamis, 24 Maret 2011 :

Yer. 17:5-10; Luk. 16:19-31

Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.

TANPA PRIVILEGE

Di dunia ini orang senang sekali kalau memiliki privilege atau hak khusus.    Dengan menyebut Abraham sebagai pelaku cerita ini, Yesus mau mengangkat hal-hal penting. Pertama hak khusus sebagai keturunan Abraham tak selalu menjadi jaminan surgawi bila manusia tidak menuruti ajaran iman dan kasih yang dicontohkan Abraham. Kedua, Tuhan bebas untuk memberikan kebahagiaan kepada siapapun yang dengan jujur mencari Tuhan, bahkan orang-orang miskin yang disingkirkan dunia. Bongkar cara pandang sempit yang mengira Tuhan memfasilitasi kelompok istimewa, Ia tetaplah pribadi pencurah berkat bagi setiap orang sesuai kehendaknya.

 

Jumat, 25 Maret 2011 : HARI RAYA KABAR SUKACITA

Yes. 7:10-14; Ibr. 10:4-10; Luk. 1:26-38

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

SUKACITA MARIA

Kadang saya bertanya, apakah sebenarnya yang disebut sukacita Maria.  Kabar itu sebenarnya adalah kabar buruk, karena ia harus menghadapi tantangan keras yang melebihi ukurannya sebagai gadis desa. Sukacitanya adalah sukacita yang penuh, yang telah mengatasi ketakutan atas aneka tantangan yang dihadapi. Sukacitanya bukan sekedar luapan perasaan, melainkan ungkapan iman yang kokoh akan penyelenggaraan Tuhan atas dirinya. Seperti apa sukacita anda?

 

Sabtu, 26 Maret 2011 :

Mi 7:14-15,18-20; Luk. 15:1-3,11-32

Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”

DATANG KEMBALI

Kata-kata di atas adalah penutup dari kisah yang penuh arti tentang kembalinya anak hilang, tentang Bapa yang kasihnya tanpa batas, tentang salah paham anak yang merasa berjasa dalam hidup karena selalu tinggal bersama Bapa dan tak memperbaharui sikap hidupnya. Berbagagialah bila di masa prapaskah ini kita kembali kepada bapa untuk menyadari kemurahannya, mengatasi godaan kita untuk merasa mapan tanpa kekurangan, dan dengan rendah hati berani mengubah hidup seperti anak bungsu dalam Injil. “Bapa aku tak pantas menjadi anak Bapa, tetapi……”

Renungan Harian Minggu Prapaskah I-A

Renungan harian terlambat diupload karena kesibukan seputar akhir pekan yang lalu. Mohon maaf.

Senin, 14 Maret 2011 :

19:1-2,11-18; Mat. 25:31-36


Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat aku.

YESUS MENGENALKAN DIRI

Tak kenal maka tak sayang. Mencintai orang yang kita kenali memang lebih mudah. Memang sulit menerimanya, tetapi inilah kenyataannya: Yesus mengenalkan diri sebagai orang lapar, haus, miskin, sakit, dipenjara. Apakah anda masih mau semakin mengenalnya? Tantangan.

 

Selasa, 15 Maret 2011 :

Yes. 55:10-11; Mat. 6:7-15

Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

PERSIAPAN PRIBADI

Bayangkan anda mendapatkan peringatan akan datangnya tsunami satu jam lagi, cukup waktu membawa barang yang bisa dijinjing dan bermakna untuk anda. Apa yang akan anda bawa? Pilihan anda merupakan potret kebijaksanaan anda dalam mengarahkan hidup. Kini Tuhan menunjukkan waktu yang terbatas, apa yang anda siapkan?

 

Rabu, 16 Maret 2011 :

Yun. 32:1-10; Luk. 11:29-32

Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”

TIDAK OBRAL TANDA

Ada pemuda yang tak habis pikir, ia sudah membanjiri pacarnya dengan aneka tanda mata, tetapi tetap ditinggalkan oleh kekasihnya. Tanda memang bisa kehilangan arti ketika terlalu sering diberikan. Yesus menyadari itu, karena itu ia menolak orang-orang yang meminta tambahan aneka tanda. Yesus tak obral tanda. Tanda dan kata-katanya berbobot tanpa harus mengumbar kata dan tanda. Ini contoh relasi yang simpel dan efektif.

 

Kamis, 17 Maret 2011 :

Est. 4:10a,10c-12,17-19; Mat. 7:7-12

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

BERCERMIN PADA KEHENDAK SENDIRI

Pada usia muda manusia mencari cermin perilaku pada tokoh-tokoh terkenal, terutama para artis. Kekecewaan datang ketika hidup mereka berubah dan bahkan menjadi sangat imoral. Merasa sulit cari tokoh? Jangan kuatir, andalah tokohnya. Tuhan menjadikan diri kita suatu cermin atau ukuran untuk perilaku kita. Tengoklah apa yang anda kehendaki supaya orang perbuat bagimu, lakukan itu bagi orang lain.

 

Jumat, 18 Maret 2011 :

Yeh. 18:21-28; Mat. 5:20-26

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

PEDANG DI DALAM
Dari mana datangnya dosa besar? Lahir dari tumbuhnya benih-benih dosa, pembunuhan terjadi karena kemarahan dan panas hati yang bekerja bagaikan pedang di dalam diri. Menyadari bahayanya benih dosa itu Tuhan menyarankan: tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Itulah persembahan paling layak.

 

Sabtu, 19 Maret 2011 : HARI RAYA S. YUSUF, SUAMI SP. MARIA

2Sam. 7:4-5a, 12-14a, 16; Rm. 4:13, 16-18,22; Mat.1:16, 18-21, 24a atau Luk. 2:41-51al Ibr. 11:1-16

Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”

TANGGUNG JAWAB SEORANG AYAH

Kalaulah Maria gelisah karena Yesus belum kembali, tetapi pastilah Yosep yang paling repot mencari, tanggungjawabnya sebagai ayah tertantang. Tentu hati Yosep tertohok ketika Yesus mengatakan ia berada di dalam rumah Bapanya. Percakapan itu sederhana, tetapi dengan gamblang mengabarkan martabat Yesus, yang hadir bukan karena bapak dunia, tetapi karena Bapa Surgawi. Ketengan Yosep membuatnya menangkap rahasia itu.

 

Renungan Harian Minggu Biasa IX-A

Senin, 7 Maret  2011 : Pw S. Perpetua dan Felisitas, Mrt

Tb. 1:1a,3;2: Ib-8; Mrk. 12:1-12

Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: “Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa.

BUKAN BALAS BUDI

Pada Yesaya bab 5 terdapat “kidung kebun anggur” yang menggambarkan cinta Tuhan yang dengan seksama memelihara Israel. Injil Markus mencatat cinta yang sama terhadap kebun anggur Tuhan itu tak berbalas cinta, sebaiknya kekejaman terhadap utusan-utusan Tuhan. Kita tak pernah mampu membalas pemeliharaan Tuhan, tetapi mampukah kita terbuka pada setiap utusan yang mewartakan cintaNya?

 

Selasa, 8 Maret 2011 :

Tb. 2:9-14; Mrk. 12:13-17

Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Kayanya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!” Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!”

PROPORSIONAL

Orang-orang licik mencoba menjebak Yesus dengan memasukkannya pada ekstrim antara ketaatan pada penguasa dunia dan kepada Allah. Repotnya mereka sendiri yang terjebak pada sikap tidak proporsional. Yesus mendudukkan perkara bahwa Allah dan pemimpin dunia tidak selalu menjadi dua kubu bertentangan. Kesempatan dialog itu dipakai Yesus meluruskan mereka agar memberi ruang pada kekuasaan Tuhan tanpa harus menentang penguasa dunia. Bagaimana cara pandang anda?

 

Rabu, 9 Maret  2011 : HARI RABU ABU Puasa dan Pantang.

Yl. 2:12-18; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

 

PANGGILAN PADA KESUCIAN

Dunia semakin memasang manusia di panggung. Panggung itu bisa bernama facebook, tweeter, carpet merah, dan apapun.  Kita ternawa tarian hidup dipermukaan. Rabu abu mengingatkan kita untuk masuk pada kedalaman hidup dan berakar pada Tuhan Yesus. Rabu Abu adalah panggilan pada kesucian. Apakah kita masih memaksakan diri agar ibadah kita dilihat orang?

 

Kamis, 10 Maret 2011 :

Ul. 30:15-20; Luk. 9:22-25;

Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

DAPET KUNCI

Pendewasaan hidup manusia tak lain adalah perjalanan manusia menemukan yang terpenting , menempatkannya di tempat utama. Kata “Tuhan” bukanlah sekedar nama, tetapi bermakna sebuah komitmen bahwa yang kita tuhankan itu akan kita utamakan. Kalau kita menyebut Yesus sebagai Tuhan, adakah kita menempatkan dia di tempat pertama dalam setiap pertimbangan kita?

 

Jumat, 11 Maret 2011 :

Yes. 58:1-9a; Mat. 9:14-15;

Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

MEMANDANG MEMPELAI PERGI

Gambarkan perasaan seorang ibu ketika anak perempuannya menikah. Ada sukacita karena berhasil mendewasakan anak gadisnya, tetapi ada perasaan pilu sedih membayangkan perasaan kehilangan anak yang akan segera meninggalkannya.  Puasa bukan dilakukan untuk mengukur prestasi, tetapi untuk menyatu dengan perasaan orang yang ditinggalkan mempelai pergi, ditinggalkan Yesus, Sang Mempelai, masuk pada kubur penebusan.

 

Sabtu, 12 Maret 2011 :

Yes. 58:9b-14; Luk. 5:27-32

Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”

“YAAMPUN, TUHAN MAU MAKAN DI RUMAHKU”

Coba tempatkan diri bukan sebagai orang benar, tetapi sebagai orang berdosa di mana Yesus berkenan hadir, memasuki rumah anda, lalu nyantai meluruskan kaki dan makanbersama kita. Alangkah bahagianya kita!! Kebahagiaan sejenis itu yang dicari Yesus.