Archive for August, 2011

Renungan Harian Minggu Biasa XXII-A

Senin, 29 Agustus 2011 : Pw Wafatnya S. Yohanes Pembaptis
Yer. 1:17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mrk. 6:17-29

Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,  sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

BAHAYANYA ORANG BIMBANG

Orang bilang, sebagian besar besar korban gendam dan hipnotis adalah mereka yang sedang linglung, terlihat bingung, kosong. Bimbang membuat orang tak punya pijakan sikap. Markus tak ragu mencatat kebimbangan Herodes sebelum memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Ia tahu bahwa Yohanes adalah orang benar, tetapi nafsunya membuatnya tak kuat berpijak. Dalam kebimbangan itulah ia dimanfaatkan oleh Herodias. Tak ada yang perlu diragukan lagi bila kita tetap berpegang pada Yesus.

 
Selasa, 30 Agustus 2011 : Hari biasa
1Tes. 5:1-6,9-11; Mzm. 27:1,4,13-14; Luk. 4:31-37

Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

MENEROBOS UNTUK MEMULIAKAN ALLAH

Sabat dititahkan Tuhan untuk memuliakan manusia agar dekat dengan Tuhan yang mahamulia. Yesus tahu persis resiko pilihannya bahwa ia akan menerobos dinding hukum adat tentang sabat. Ia melakukannya dengan kesadaran penuh untuk memuliakan Bapanya, bukan untuk ketenaran pribadinya. Di situlah kita dipanggil, memuliakan alam semesta. Bahkan kalau hal itu harus dilalui dengan menerobos dinding hukum dan adat.

 
Rabu, 31 Agustus 2011 : Hari biasa
Kol. 1:1-8; Mzm. 52:10,11; Luk. 4:38-44

Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: “Engkau adalah Anak Allah.” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

KESEMPURNAAN SANG UTUSAN

Sungguh hebatlah Tuhan, karena mempercayai akal budi manusia, ciptaanNya, untuk bisa mengukur setiap perutusannya. Yesus tahu perutusannya untuk orang-orang yang mendamba pertolongan. Akan tetapi Ia sadar dan mengukur diri untuk tetap menyepi, mendekatkan diri dengan BapaNya, dan untuk berani melihat jangkauan yang lebih luas dari karyaNya. Orang demikian tidak jatuh pada aktivisme dan tak menjadi workaholik. Bagaimana Anda mengukur hidup dan pelayanan Anda?

 

 

Kamis, 1 September 2011 : Hari biasa
Kol. 1:9-14; Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 5:1-11

Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

UNTUK LEBIH LAGI

Tuhan memanggil manusia untuk menjadi sempurna. Itu berarti ia membekali kita kemampuan untuk menyempurnakan diri, untuk menjadi lebih dari hari ini, untuk berusaha semakin mendekati yang maha sempurna. Karena itu, setelah pengenalan sekilas, Yesus memanggil para murid untuk melabuhkan perahu ke tempat lebih dalam. Apakah panggilan untuk menolakkan perahu ke tempat lebih dalam ini juga menjadi pembiasaan hidup kita?

 
Jumat, 2 September 2011 : Hari biasa
Kol. 1:15-20; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 5:33-39

Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.”  Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.

JALAN BARU YESUS

Cukup sulit bagi Yesus menerangkan pembaharuan hidup kepada orang-orang Farisi, karena mereka telah kental dengan aturan adat yang diberlakukan kaku. Yesus menunjukkan kalau penambal baru hanya bisa pas bila ditambalkan ke kain baru. Yang ia maksudkan adalah pesan baru Yesus hanya bisa diterima bila mereka membuka hati baru, pemahaman baru, dan sikap baru. Kalau Yesus hendak bekerja pada Anda, apa gaya lama yang perlu kita perbaharui?

 

 

Sabtu, 3 September 2011 : Pw S. Gregorius Agung
Kol. 1:21-23; Mzm. 54:3-4,6,8; Luk. 6:1-5; atau dr RUybs

Yesus menjawab mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?” Kata Yesus lagi kepada mereka: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.

TETAP BIJAK KALA TERDESAK

Tentu Yesus tak sedang mengajarkan untuk mengandalkan segala cara, tetapi sebuah prinsip di dalam saat emergency atau mendesak, kita memilih yang paling memuliakan Allah dan mengangkat ciptaan-Nya. Yesus tahu adat makanan sajian korban, tetapi Ia memuji Daud yang mengajak pengikutnya makan makanan sajian korban, demi kehidupan pengikutnya dan rencana besarnya untuk memuliakan Tuhan. Ketika terdesak apakah anda memakainya sebagai pembenaran diri atau tetap bijak mencari yang lebih mulia?

Renungan Harian Minggu Bias XXI-A

Senin, 22 Agustus 2011 : Pw SP Maria
1Tes. 1:2b-5,8b-10; Mzm. 149:1-2,34,5-6a.9b; Mat. 23:13-22; atau dr RUybs

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.

KETIKA HARUS DI DEPAN

Menjadi pemimpin rohani tak sekedar menunjukkan jalan, tetapi berani menapaki jalan itu seperti apapun adanya. Ketika harus berjalan di depan (ing ngarsa) ia akan punya tanggung jawab menjadi teladan (sung tulada). Seberapa panggilan rohani menantang Anda untuk benar-benar menapaki jalan rohani.

 

 
Selasa, 23 Agustus 2011 : Hari biasa
1 Tes.2:1-8; Mzm. 139:1-3,4-6; Mat. 23:23-26

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

MEMBUKA TOPENG KESALEHAN

Menjelang Idul Fitri atau Natal orang berbondong-bondong membawa persembahan ke tempat ibadah atau panti asuhan sebagai silih atas dosa pelanggaran sehari-hari. Yesus tetap melihat kecenderungan hidup seperti itu berbahaya, bisa menggiring kepalsuan dengan menutupi panggilan mulia kita untuk membawa keadilan sehari-hari, belas kasihan dan kesetiaan. Topeng kesalehan apa yang harus kutanggalkan?

 

 

Rabu, 24 Agustus 2011 : Pesta S. Bartolomeus
Why. 21:9b-14; Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Yoh. 1:45-51

Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”  Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”  Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”

ORANG DI SEPUTAR BARTOLOMEUS

Bartolomeus atau Natanael seperti orang yang salah tingkah karena sudah “diincar” Tuhan, untuk dipanggil menjadi alatnya. Dikatakan, sebelum Filipus memanggilnya, Tuhan telah melihatnya. Demikian hidup panggilan manusia, Tuhan memanggil manusia lewat orang di sekitarnya. Apakah anda menyadari kehadiran orang-orang sekitar sebagai utusan Tuhan untuk membentuk dan memanggil kita?

 

Kamis, 25 Agustus 2011 : Hari biasa
1Tes. 3:7-13; Mzm. 90:3-4,12-13,14,17; Mat. 24:42-51

Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

SETIA DI JALAN

Terhadap orang-orang yang setia, Tuhan semakin mempercaya lebih. Orang menjadi sejati, genuine, bukan karena dikomentari orang saja, tetapi terlebih karena jujur terhadap dirinya sendiri dan setia pada panggilannya. Seberapa kita setia di jalan Tuhan?

 
Jumat, 26 Agustus 2011 : Hari biasa
1Tes. 4:1-8; Mzm. 97:1,2b,5-6,10,11-12; Mat. 25:1-13

Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia. Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.  Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

BIJAKSANA BERARTI BERANTISIPASI

Rumus manusiawi kita adalah juga rumus iman kita, menjadi bijaksana berarti mampu berpikir panjang, menghargai pengalaman, menghidupi hari ini dengan penuh syukur, dan mengantisipasi apa yang akan terjadi. Apakah kita bersiap untuk Tuhan, kapanpun Tuhan datang masuk menguasai kita?

 
Sabtu, 27 Agustus 2011 : Pw S.Monika
1Tes.4:9-11; Mzm. 98:1,7-8,9;Luk.7:1-17; atau dr RUybs

Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”

BUKAN KARENA SUPERIORITAS

Barangkali ada yang menyangka Tuhan Yesus menyembuhkan karena mengakuiNya sebagai yang lebih tinggi. Kalau benar, itupun bukan karena persoalan superioritas, tetapi soal keterbukaan untuk menerima rahmat. Selama ini apa rumus anda untuk terbuka pada rahmat Allah.

Renungan Harian Minggu Biasa XX-A

Senin, 15 Agustus 2011 : Hari biasa
Hak. 2:11-19; Mzm. 106:34-35,36-37,39-40,43ab,44; Mat. 19:16-22

Kata orang itu kepada-Nya: “Perinatah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.  Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

JALAN KESEMPURNAAN

Pemuda tadi telah merasa mendekati kesempurnaan, tetapi kesempurnaan terasa semakin membingungkan karena ia masih mengira  bahwa menjadi sempurna itu berarti berprestasi dan memiliki. Yesus menunjukkan gerbang  kesempurnaan yang sesungguhnya dengan melepaskan ikatan dunia dan menggantungkan diri sepenuhnya pada Allah.

 
Selasa, 16 Agustus 2011 : Hari biasa
Hak. 6:11-24a; Mzm. 85:9,11-12,13-14; Mat. 19:23-30

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.

APA YANG TAK MUNGKIN

Di dunia ini ada banyak hal yang terasa tak mungkin, termasuk untuk memberikan diri secara total untuk Tuhan dan sesama. Pilihan Ibu Teresa untuk secara total merawat orang tua dan miskin semula serasa tak mungkin bagi banyak orang. Orang terpana melihat kenyataan bahwa semua bisa terjadi. Buatlah deretan apakah yang dahulu anda anggap tak mungkin dan ternyata telah Anda lalui? Pilihan berikutnya serahkan Tuhan.

 
Rabu, 17 Agustus 2011 : HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac,3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21

Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

MERDEKA 

Di mana letak kemerdekaan manusia? Kapan Anda merasa paling merdeka? Tuhan menganugerahkan segala kesempatan dan kekuatan kepada kita agar mampu membentuk diri, dan memandang jauh ke depan untuk berkembang. Yesus mengoreksi manusia yang kadang terikat oleh kekuatan politik tertentu, dan tak mampu memandang jauh ke depan pada peran Allah. Hari kemerdekaan adalah hari untuk memandang Allah yang membuka lebar jalan keselamatan. Inilah hari terbaik untuk berdoa bagi bangsa kita untuk saling membebaskan.

 
Kamis, 18 Agustus 2011 : Hari biasa
Hak. 11:24-39a; Mzm. 40:5,7-8a,8b-9,10; Mat. 22:1-14

Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: “Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya.

APAKAH KAMU AKAN DATANG?

Undangan itu ditujukan Tuhan pada kita. Kalau Anda hendak menhadirinya, apa yang mendorong Anda? Apabila Anda berencana tidak hadir,  apa yang memberatkan Anda?

 
Jumat, 19 Agustus 2011 : Hari biasa
Rut. 1:1,3-6,14b-16,22; Mzm. 146:5-6,7,8-9a,9bc-10; Mat. 22:34-40

Seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

INTI DARI SEMUA

Coba telitilah arti dari setiap relasi kita, peras setiap pengajaran kita terhadap anak-anak, tengok setiap perintah kita pada bawahan, apa yang menjadi inti dari semuanya? Semua tanpa arti tanpa kasih. Apa yang masih bisa Anda koreksi agar kasih menjadi raja dalam setiap komunikasi kita pada sesama, pada keluarga, dan pada setiap orang yang bekerja sama dengan kita?

 
Sabtu, 20 Agustus 2011 : Pw S. Bernardus
Rut. 2:1-3,8-11;4:13-17; Mzm. 128:1-2,3,4,5; Mat. 23:1-12;

Ahli Taurat suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

MEMILIH MENJADI PELAYAN

Pilihan menjadi pelayan adalah panggilan semua murid Kristus. Panggilan ini tak berarti harus memilih profesi khusus, melainkan pilihan sehari hari semua orang yang menempatkan kepentingan orang lain sebagai perhatian pertama. Bukan hal yang ringan untuk memilih menjadi pelayan, akan tetapi sudah sekian banyak orang menemukan makna hidupnya dengan melayani sesama.


Renungan Harian Minggu Biasa XVIII-A

Senin, 1 Agustus 2011 : Pw S. Alfonsus Maria de Liguori
Bil. 11:4b-15; Mzm. 81:12-13,14-15,16-17; Mat. 14:13-21; atau dr RUybs

Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. 

Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.

TETAP BERBELAS KASIH

Yesus menyingkir tentu bukan karena takut, tetapi tak ingin gegabah melewatkan kesempatan pewartaan sebelum saat pemuliaannya tiba. Pada kesempatan sulit itupun Yesus masih menunjukkan belas kasih dan kemurahannya yang luar biasa. Pada saat kita mengalami ketegangan hidup, adakah kita masih mampu berpikir untuk menunjukkan belas kasih terhadap orang lain?

 

 
Selasa, 2 Agustus 2011 : Hari biasa
Bil. 12:1-13; Mzm. 51:3-4,5-6a,6bc-7,12-13; Mat. 15:1-2,10-14

Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.”  “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?” Jawab Yesus: “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.”

ORANG BIJAK TAHU INTI HUKUM DAN PROPORSIONAL

Orang yang legalistis biasanya begitu keras dalam pelaksaan hukum. Solusinya tentulah bukan menjadi permisif, mengijinkan melakukan segala sesuatu tanpa aturan. Sebagai orang Yahudi tentu Yesus tahu ajaran dan aturan bangsanya. Akan tetapi ia mengembalikan pada pikiran yang lebih dalam dan proporsi yang benar. Ketulusan manusia untuk membasuh hati dari kekotoran lebih bermakna dari pada tanda hukum mencuci tangan. Mana yang paling menyibukkan penilaian anda terhadap orang lain?

 

 
Rabu, 3 Agustus 2011 : Hari biasa
Bil. 13a-2a,25;14:1,26-29; Mzm. 106:6-7a,13-14,21-22,23; Mat. 15:21-28

Seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.”  Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

MENABRAK DENGAN KERENDAHAN HATI

Wanita luar biasa, sudah tahu bahwa ia tak layak untuk menerima belas kasih, apa lagi mereka bukan kalangan yang sedang dicari Yesus. Namun perempuan itu dengan lantang berseru minta tolong, bahkan tak peduli kalau posisi dan perilakunya dianggap seperti anjing mendamba remah-remah belas kasih. Yesus yang melihat kerendahan hati yang luar biasa itu tak sekedar memenuhi permintaannya, tetapi menyanjungnya sebagai orang beriman. Apakah kita masih datang pada Tuhan dengan keangkuhan prestasi kita, atau berani merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Allah?

 

 
Kamis, 4 Agustus 2011 : Pw S. Yohanes Maria Vianney
Bil. 20:1-13; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Mat. 16:13-23:
atau dr RUybs

Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

WAKTU DEKAT

Yesus tahu bahwa hal-hal berat akan segera dialami. Waktu tak terlalu banyak untuk bisa menyiapkan para murid. Karena itu ia tak menyia-nyiakan waktu untuk memberi peringatan-peringatan keras kepada Petrus dan kawan-kawan memahami kesejatian hidup. Dengan teguran keras pada para murid itu kita ikut diberanikan untuk ikut melewati jalan penderitaan sebagai jalan persatuan dengan pikiran Allah. Ketika saatnya tiba, ketika penderitaan datang, biarkan kita tetap berharap.

 

 
Jumat, 5 Agustus 2011 : Hari biasa
Ul. 4:32-40; Mzm. 77:12-13,14-15,16,21; Mat. 16:24-28

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

THE ROAD LESS TRAVELED

Yesus tentunya tahu bahwa pewartaannya yang keras akan mudah mendatangkan penolakan. Tawaran Yesus bagaikan the road less traveled (jalan yang paling kurang dilalui atau diminati) Akan tetapi Ia tetap mewartakannya, karena harga mahal salib itu akan berbuah hidup sejati yang kekal

 

 
Sabtu, 6 Agustus 2011 : Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya
Dan. 7:9-10,13-14; atau 2Ptr. 1:16-19; Mzm. 97:1-2,5-6,9; Mat. 17:1-9

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”

KEMAH UNTUK BERDIAM

Para murid sudah sekian lama mengenal Yesus, mengenali juga ketegangan-ketegangan karena aneka konflik dan pewartaan seputar penderitaan Yesus. Anehnya dalam penglihatan Yesus yang berubah rupa ini para murid mengesankan ingin tinggal bersama Yesus. Itu tentu tak lepas dari kehadiran dua tokoh yang mengiringi Yesus. Namun keinginan mereka untuk tinggal bersama pastilah punya arti yang mendalam sebagai sebuah komitmen para murid yang mulai menangkap pengajaran Yesus, meski sering disampaikan dengan lugas dan keras. “Para murid Tuhan, ajari kami untuk sampai pada taraf pengenalanmu.”